MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
Disusun
oleh:
NATALIA ADVENTIA BERHITU
1PA17
15516328
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
PSIKOLOGI
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena Kasih dan
karuniaNya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ilmu budaya dasar ini.Tak
lupa saya mengucapkan terima kasih bagi semua yang telah mendukung,memberikan
semangat dan doa bagi saya. Saya juga menyadari jika ada beberapa kesalahan
untuk itu saya meminta kritik dan saran bagi para pembaca guna menyempurnakan
makalah ini. Saya
juga memohon maaf apabila dalam penulisan Makalah ilmu budaya Dasar ini
terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca
dalam memahami maksud saya.
Bekasi,13
Oktober 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia
memiliki dua kekayaan yang membedakannnya dengan makhluk lain yakni, akal dan
budi yang memunculkan cipta, rasa, dan karsa. Akan tetapi manusia lebih
didomininasi oleh akal sehingga mereka kurang peka akan masalah – masalah
sosial yang terjadi dilingkungannya, bangsanya dan negaranya. Begitu pula yang
terjadi pada kalangan mahasiswa di perguruan tinggi. Untuk itulah Ilmu Budaya
Dasar diperkenalkan pada perguruan tinggi pada tahun 1970. Ilmu Budaya Dasar
merupakan “Body of Knowledge” (tubuh keilmuan) dengan sasaran masalah – masalah
manusia dan budayanya mencakup filsafat, teologi, sejarah, seni dan cabang –
cabangnya. Dan sasarannya juga untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi
manusia dalam kedudukanyya sebagai makhluk berbudaya.dalam penuntasan masalah
dapat diselesaikan secara manusiawi; dalam arti tidak sampai menimbulkan
kerugian bagi semua pihak yang terlibat dengan cara juga meperhatikan
kepentingan orang lain bukan hanya kepentingan diri sendiri. Dengan kata lain
IBD mampu menjadikan manusia manusia yang mempelajari lebih berbudaya atau
lebih manusiawi.
Latar belakang Ilmu Budaya Dasar dalam konteks budaya,
negara, dan masyarakat indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut
;
1.
Kenyataan
Indonesdia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya
yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas
dari ikatan – ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses
pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun
terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan
timbul konflik dalam kehidupan.
3.
Kemajuan ilmu
pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia,
menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung
sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat
sikap ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi – segi positifnya, juga
memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi
resah dan gelisah.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti
istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the
Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin
humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu
the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai
manusia itu sendiri. Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok
pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan.
Ilmu budaya dasar merupakan jalan
atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik
jasmani maupun rohani.Sedangkan Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan.
Ilmu budaya dasar merupakan ilmu
yang tanpa kita sadari telah sangat melekat dalam kehidupan kita, baik secara
individual, dalam keluarga, maupun dalam masyarakat luas. Namun banyak dari
kita yang tidak menyadari dan tidak mengerti akan hal itu, sehingga
penerapannya dalam kehidupan menjadi sangat kurang. Dan tanpa kita sadari pula
Ilmu Budaya Dasar selalu kita temui dalam kehidupan kita, melalui pergaulan
sehari-hari di kampus, dalam masyarakat, dan dalam keluarga. Pentingnya kita
menyikapi mengenai Penerapan Budaya Dasar dalam kehidupan sehari-hari akan
membuat kita lebih memahami berbagai aturan-aturan atau norma masyarakat
agar terciptanya suatu hubungan yang baik.
1.2 Ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar
Ada
2 masalah pokok yang menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkuo
kajian mata kuliah imu budaya dasar , yaitu :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan
ungkapkan masalah kemanusiaan dn berbudaya yng dapat didekati dengan
menggunakan pengetahuan budaya.
2. Hakekat manusia yang satu tau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kehidupan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua masalah pokok yang bias dikaji dlam mata kuliah ilmu budya dasar tersebut diatas manpak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
2. Hakekat manusia yang satu tau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kehidupan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua masalah pokok yang bias dikaji dlam mata kuliah ilmu budya dasar tersebut diatas manpak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan
adalah :
- Manusian dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusisa dan penderitaan
- Manusia dn keadilan
- Manusia dan pandangan hidup
- Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan.
- Manusian dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusisa dan penderitaan
- Manusia dn keadilan
- Manusia dan pandangan hidup
- Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan.
Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mngenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musical, ilsafat, lukisan, patung dan sebagainya.
Ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu tari, ilmu filsafat dan lain ilmu yang terdapat dalam pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar hanya mempergunkan karya-karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk mendekti masalah-masalah kemanusiaan dan budaya.
2.1 Manusia
Terdapat beberapa definisi manusia
antara lain:
1. Manusia adalah makhluk utama,
yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat
hakikat yg mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas.
3. Manusia adalah makhluk yg
sadar.Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia
memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari
pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa.
4. Manusia adalah makhluk yg sadar
diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai
pengetahuan atas kehadirannya sendiri ia mampu mempelajari, manganalisis,
mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif.
Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari
alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis,
pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada,
tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah
faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di
sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai.Nilai terdiri dari ikatan yg
ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu
motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul.
8. Manusia adalah makhluk utama
dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu
penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia
memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk
memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan
alami.
2.2 Hakekat manusia
Hakekat Manusia antara lain:
1. Makhluk yang memiliki tenaga
dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat
rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan dirinya ke
tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu
orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6. Suatu keberadaan yang berpotensi
yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia
adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang
sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
2.3 Unsur-unsur Manusia
Sebenarnya
ada banyak sekali unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak
unsur-unsur itu, di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu:
1. Unsur Jasmani
Unsur jasmani adalah semua hal yang
berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia, seperti makan, minum, dan lain –
lain. Yang jika tidak di penuhi maka akan berakibat buruk bagi manusia itu.
2. Unsur Rohani
Sedangkan unsure rohani adalah semua
hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani, atau hati manusia, seperti agama atau
keyakinan, ketenangan hati, rasa aman, rasa bahagia dan lain-lain.
Unsur-unsur
lain yang membentuk manusia adalah :
1. Jasad : badan kasar manusia yang
nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto dan menempati ruang dan waktu.
2. Hayat : mengandung unsur hidup,
yang ditndai dengan gerak.
3. Ruh : bimbingan dan pimpinan
tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang
bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafs : diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri
sendiri.
2.4 Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian Bangsa Timur merupakan
suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur
(Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan
yang terdapat di daerah Timur.
Kepribadian bangsa timur pada
umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki
sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif
dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi
mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka
berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga
identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun
dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan
negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat
Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan
lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh
dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu
nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut
merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa timur juga memiliki
kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada
adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur.
Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat
dan tarian khas dari masing-masing daerah.
Kita sering mendengar kata kebudayaan
baik dalam pengertian yang sempit maupun dalam pengertian yang luas, baik dalam
pengertian orang awam maupun pengertian keilmuan.
1.
Dalam pengertian sempit kebudayaan
seringkali diartikan sebagai adat tradisi atau kebiasaan sehingga seringkali
dicontohkan dengan upacara adat.
2.
Dalam pengertian luas kebudayaan
dipahami sebagai cara manusia mengelola kehidupanya. Contohnya : adaptasi
masyarakat terhadap lingkungan alam
3.
Menurut Orang awam, dimana orang awam
menyebutkan kesenian, rumah adat atau bangunan kuno sebagai kebudayaan
4.
Menurut bahasa :
5.
Bahasa
Sansekerta : Budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi
atau akal
6.
Bahasa Belanda
: kata budaya berasal dari kata cultuur
7.
Bahasa Latin : Colera yang
berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani)
8.
Bahasa Inggris
: kata budaya berasal dari kata culture
9.
Menurut para ilmuan :
10.
Konsep kebudayaan pertama kali
dikembangkan menjelang akhir abad kesembilan belas, tokoh pertama yang
memberikan definisi yang jelas dan menyeluruh adalah E.B Taylor pada tahun
1871.
·
Edward B.
Taylor : Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang meliputi
pengetahuan kepercayaan, kesenian, hukum, moral kebiasaan, serta lain-lain
kecakapan dan kebiasaan yang diperoleh manusia.
·
Ralp. Linton : Kebudayaan
dalah sejumlah total pengetahuan, sikap dan pola-pola tingkah laku yang
dibiasakan, yang dibagikan, dan ditransmisikan oleh anggota dari masyarakat
tertentu.
·
Kluchkhohn dan
W.H. Kelly : Kebudayaan adalah pola untuk hidup yang tercipta dalam
sejarah yang emplisit, implisit, rasional, irrasional yang terdapat pada setiap
waktu sebagai pedoman-pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
·
Clifford Geertz
: Kebudayaan adalah sistem makna dan simbol yang diatur dalam rangka
interaksi sosial.
o
Kroeber : Kebudayaan
adalah reaksi motorik, kebiasaan, teknik, gagasan dan nilai yang dipelajari dan
ditransmisikan secara massal serta tingkah laku yang dipengaruhinya.
o
Googenaugh : Kebudayaan
mengacu pada sistem pengetahuan dan kebudayaan yang diorganisasikan dimana
orang0orang menstrukturkan pengalamn dan persepsi mereka,
menformulasikanaktivitas-aktivitasnya, serta memilih diantara berbagai
alternatif.
o
Keesing dan
Keesing : Kebudayaan adalah fenomena yang dapat diamati, yaitu
pola-pola kehidupan didalam komunitas yang berulang secara reguler serta
pengaturan material dan sosial.
o
Eugene A. Nida
: Kebudayaan adalah perilaku manusia yang diajarkan terusmenerus dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
o
J. Verkuyl : Kebudayaan
sebagai sesuatu yang diajarkan manusia dan segala sesuatu yang dibuat oleh
manusia.
o
Ki Hajar
Dewantoro : Kebudayaan berarti buah budi manusia yaitu hasil
perjuangan manusia terhadap pengaruh kuat dari alam dan zaman ( kodrat dan
masyarakat ) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
baerbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupanya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
o
Robert H. Lowie : Kebudayaan adalah segala
sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat
istiadat, norma-norma aristik, kebiasaan makan serta keahlian yang diperoleh
bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang
didapat melalui pendidikan formal atau informal.
o
Koentjaraningrat
: Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
o
Rafael R. Maran : Kebudayaan adalah cara khas
manusia membangun alam guna memebuhi keinginan-keinginan serta tujuan hidupnya,
yang dilihat sebagai proses humanisasi.
o
Selo Soemardjan
dan Soeleman Soemardi :
mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat.
o
Dan Herkoveits : Kebudayaan
dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
o
William H. Haviland : Kebudayaan
adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota
masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan
perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
o
Dari berbagai definisi kebudayaan
diatas terlihat bahwa masing-masing definisi tidak mampu mewakili pengertian
kebudayaan secara menyeluruh, namun dengan demikian, kebudayaan atau budaya
menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non
material.
o
Terkait dengan hal ini,
koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu :
o
Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan. Wujud tersebut bersifat
abstrak.
o
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut
dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari
manusia. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena tampak
dalam bentuk perilaku dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan
hidup sehari-hari di masyarakat.
o
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda
hasil karya manusia. Wujud ini adalah hasil karya cipta manusia yang bisa
diraba dan bersifat konkret. Misal : candi borobudur, kain batik, dan
gedung-gedung bangunan.
ISI UTAMA BUDAYA
Isi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala
macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan didalam masyarakat yang memberi
jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem
pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos
kebudayaan.
1. Sistem
Pengetahuan
a. Sistem
pengetahuan merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal
berusaha memahami: Alam sekitar, Alam flora di daerah tempat tinggal, Alam
fauna didaerah tempat tinggal, Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam
lingkunganya, Tubuh manusia, Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, Ruang
dan waktu.
a.
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut
di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu :
a) Melalui
pengalaman dalam kehidupan sosial
b) Berdasarkan
pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (disekolah) maupun
dari pendidikan non formal (tidak resmi)
c) Melalui
petunjuk-petunjuk yang bersifat simbiolis yang sering disebut sebagai
komunikasi simboliks.
2.
Nilai
Nilai
adalah sesuatu yang baik yang selalu
diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia
sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, sesuatu dikatakan nilai apabila
memiliki unsur :
a. nilai kebenaran
(berguna dan berharga)
b. nilai estetika
(indah)
c. nilai moral
atau etis (baik)
d. nilai agama
(religius)
b. Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi
suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi masalah yang
dihadapinya. Pandangan hidup disebut juga nilai-nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu, kelompok atau bangsa
karena pandangan hidup mengandung nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh
suatu masyarakat.
3.
Kepercayaan
Kepercayaan adalah dimensi lain diluar
diri dan lingkunganya yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia`
4.
Persepsi
Persepsi atau sudut pandang adalah
suatu titik tolak pemikiran yang digunakan untuk memahami suatu gejala atau
kejadian dalam kehidupan.
Persepsi terdiri atas :
i.
Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang
tidak menggunakan salah satu indra manusia.
ii.
Persepsi telepati, yaitu kemampuan
pengetahuan kegiatan mental individu lain
iii.
Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan
melihat suatu kejadian jauh dari tempat orang yang bersangkutan`
5.
Etos Kebudayaan
Etos berasal dari bahasa Inggris yang
berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku masyarakat, misalnya
kegemaran-kegemaran masyarakat, serta benda hasil cipta karya dilihat dari luar
oleh orang asing. Contohnya, kebudayaan Batak yang dilihat oleh orang jawa,
sebagai orang yang kasar, agresif, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan
berbicara apa adanya, dan sebaliknya, kebudayaan orang jawa yang dilihat dari
orang batak, bahwa orang jawa memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan
yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan yang berbelit-belit,
feodal, serta diskriminasi terhadap tingkatan sosial.
Sifat-sifat budaya pada dasarnya
memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa
membedakanfaktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang
berlaku umum bagi semua budaya dimanapun.
Sifat hakiki dari kebudayaan diantaranya adalah :
a. Budaya terwujud
dan disalurkan dari perilaku manusia
b. Budaya ada
sebelu lahirnya generasi dan tidak akan mati sampai habisnya generasi yang
bersangkutan
c. Budaya
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
d. Budaya mencakup
aturan-atura yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang
diterima atau ditolak, dilarang dan yang diizinkan
b.
Selain yang tersebut diatas, ada
beberapa sifat-sifat kebudayaan yang terjadi karena :
a. Kebudayaan
beraneka ragam, hal ini terjadi karena :
1. Manusia tidak
memiliki struktur anatomi khusus pada tubuhnya
2. Lingkungan
geografis
3. Induk bangsa
4. Kontak budaya
5. Lingkungan
sosialnya
c.
Kebudayaan dapat diteruskan secara
sosial dengan pelajaran, yaitu :
1. Secara
horisontal : kebudayaan diteruskan melalui generasi kesatu dangan generasi
selanjutnya secara lisan
2. Secara vertikal
: kebudayaan diteruskan melalui generasi yang berbeda dengan cara tulisan atau
literarur
(2)
Kebudayaan dijabarkan dalam
komponen-komponen : biologi, psikologi dan sosiologi.
(3)
Tiga komponen pembentuk pribadi, yaitu
hereditas diperoleh dari sifat orangtua, primary nature yaitu kodrat pertama
sejak dalam kandungan, secondary nature yaitu terbentuknya pribadi oleh
lingkungan
d. Kebudayaan mempunyai struktur, ada tujuh unsur :
1. Sistem religi
dan upacara keagamaan
2. Sistem
organisasi kemasyarakatan
3. Sistem
pengetahuan
4. Sistem mata
pencarahian
5. Bahasa
6. Kesenian
7. Sistem
teknologi dan peralatan
e. Kebudayaan
mempunyai nilai (Cultural Value)
Kebudayaan ini bersifat relatif karena penafsiran antara
budaya yang berbeda-beda, misalnya budaya timur berdasarkan kerohanian,
perasaan, instuisi, pasif (diam) sedangkan budaya barat berdasarkan akal,
materi, bebas, kreatif, aktif.
f. Kebudayaan
mempunyai sifat statis dan dinamis
g. Kebudayaan dapat dibagi
dalam bermacam-macam aspek, yaitu :
1. Kebudayaan
rohani (spiritual)
2. Kebudayaan
kebendaan (material cultural)
3. Kebudayaan
darat (terra)
4. Kebudayaan maritim
(aqua culture)
5. Kebudayaan
daerah (kebudayaan suatu suku)
2.
MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA
KEBUDAYAAN
Kemampuan manusia dalam mengatasi
kompleksitas kebutuhan hidupnya karena manusia mempunyai :
1. Akal,
intelgensia dan instuisi
2. Perasaan dan
emosi
3. Kemauan
4. Fantasi
5. Perilaku
6. Eksternalisasi
7. Objektivasi
8. Internalisasi
2.9 Perubahan Kebudayaan
Faktor – faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur
kebudayaan baru :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki
hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari
luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan
nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai
agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka
penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh
berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu
masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru, misal sistem
otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima
jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi
diterimanya unsur kebudayaan yang baru.
5. Apabila unsur yang baru itu
memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikkan
kegunaanya oleh warga masyarakat yang bersangkutan
Penyebab terjadinya gerak/ perubahan kebudayaan, yaitu :
• Sebab-sebab yang berasal dari
dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi
penduduk.
• Sebab-sebab perubahan lingkungan
alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang
berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain
cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah
penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan,
penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Proses akulturasi di
dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam
Biasanya suatu masyarakat hidup
bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi
hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan
sebagainya.Pada saat itulah unsure-unsur masing-masing kebudayaan saling
menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya
akulturasi tersebut.
2.10 Hubungan manusia dan kebudayaan
Manusia dan
kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia
di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai
segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), makhluk yang berbudaya dan lain sebagainya.
2.11 Contoh
hubungan manusia dan kebudayaan
Secara
sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya?
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan
kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan
keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak
dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan.
Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan
waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
2.11 Pengertian Dialektis
Dialektika
disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke
hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua
posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang
lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis,
antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal
tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan
pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi
peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak
berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke
taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis
masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut
sebagai aufgehoben.
Bentuk
triadik dari dialektika Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis berangkat dari
pemikir-pemikir sebelum Hegel. Antinomi Kantian
akan numena dan fenomena menimbulkan oposisi yang tidak
terselesaikan[1]. Kemudian Fichte dengan metode ”Teori Pengetahuan”-nya tetap memunculkan
pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit apa yang dijabarkan oleh Kant.
Dialektika
sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia
adalah sama dengan isi kesadaran. Seluruh dunia itu diturunkan dari suatu asas
yang tertinggi dengan cara sebagai berikut: ”Aku” meng-ia-kan dirinya (tesis),
yang mengakibatkan adanya ”non-Aku” yang menghadapi ”Aku”. ”non Aku” inilah
antitesis. Kemudian sintesisnya adalah keduanya tidak lagi saling mengucilkan,
artinya: kebenaran keduanya itu dibatasi, atau berlakunya keduanya itu
dibatasi. ”Aku” menempatkan ”non-Aku yang dapat dibagi-bagi” berhadapan dengan
”Aku yang dapat dibagi-bagi”.
Dalam sistem
filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte. Hegel memperdalam pengertian
sintesis. Di dalam sintesis baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi
(seperti pandangan Fichte), melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini
mengandung tiga arti, yaitu: a) mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi
tidak ditiadakan, melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan
dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya
(tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang saling
mengucilkan. Tesis mengandung di dalam dirinya unsur positif dan negatif. Hanya
saja di dalam tesis unsur positif ini lebih besar. Sebaliknya, antitesis
memiliki unsur negatif yang lebih besar. Dalam sintesislah kedua unsur yang
dimiliki tesis dan antitesis disatukan menjadi sebuah kesatuan yang lebih
tinggi.
Dialektika
juga dimaksudkan sebagai cara berpikir untuk memperoleh penyatuan (sintesis)
dari dua hal yang saling bertentangan (tesis versus antitesis). Dengan
term aufgehoben, konsep ”ada” (tesis) dan konsep ”tidak ada” (antitesis)
mendapatkan bentuk penyatuannya dalam konsep ”menjadi” (sintesis). Di dalam
konsep ”menjadi”, terdapat konsep ”ada” dan ”tidak ada” sehingga konsep ”ada”
atau ”tidak ada” dinyatakan batal atau ditiadakan.
Dialektika
menjadi sebuah perkembangan Yang Absolut untuk bertemu dengan dirinya sendiri.
Ide yang Absolut merupakan hasil perkembangan. Konsep-konsep dan ide-ide
bukanlah bayangan yang kaku melainkan mengalir. Metode dialektika menjadi
sebuah gerak untuk menciptakan kebaruan dan perlawanan. Dengan tiga tahap yakni
tesis, antitesis dan sintesis setiap ide-ide, konsep-konsep (tesis) berubah
menjadi lawannya (antitesis). Pertentangan ini ”diangkat” dalam satu tingkat
yang lebih tinggi dan menghasilkan sintesis. Hal baru ini (sintesis) kemudian
menjadi tesis yang menimbulkan antitesis lagi lalu sintesis lagi. Proses gerak
yang dinamis ini sampai akhirnya melahirkan suatu universalitas dari
gejala-gejala. Itulah Yang Absolut yang disebut Roh dalam filsafat Hegel.
Bagi Hegel,
unsur pertentangan (antitesis) tidak muncul setelah kita merefleksikannya
tetapi pertentangan tersebut sudah ada dalam perkara itu sendiri. Tiap tesis
sudah memuat antitesis di dalamnya. Antitesis terdapat di dalam tesis itu
sendiri karena keduanya merupakan ide yang berhubungan dengan hal yang lebih
tinggi. Keduanya diangkat dan ditiadakan (aufgehoben) dalam sintesis.
Kenyataan
menjadi dua unsur bertentangan namun muncul serentak. Hal ini tidak dapat
diterima oleh Verstandyang bekerja berdasakan skema-skema yang ada dalam
menangani hal-hal yang khusus. Vernunft-lah yang dapat memahami hal
ini. Vernunft melihat realitas dalam totalitasnya dan sanggup membuat
sintesis dari hal-hal yang bertentangan. Identifikasi sebagai realitas total
menjadi cara kerja Vernunft yang mengikuti prinsip dialektika.
Secara umum
dapat kita lihat bahwa dialektika Hegel memiliki tiga aspek yang perlu
diperhatikan. Pertama, sistem dialektika ini berbentuk tripleks atau triadik.
Kedua, dialektika ini bersifat ontologis sebagai sebuah konsep. Aplikasinya
adalah terhadap benda dan benduk dari ada dan tidak sebatas pada konsep.
Ketiga, dialektika Hegel memiliki tujuan akhir (telos) di dalam konsep abstrak
yang disebut Hegel sebagai Idea atau Idea Absolut dan konkretnya pada Roh
Absolut atau Roh (Spirit, Geist).
Terdapat
tiga elemen esensial akan dialektika Hegel. Pertama, berpikir itu memikirkan
dalam dirinya untuk dan oleh dirinya sendiri. Kedua, dialektika merupakan hasil
berpikir terus menerus akan kontradiksi. Ketiga, kesatuan kepastian akan
kontradiksi tersublimasi di dalam kesatuan. Itulah kodrat akan dirinya
dialektika itu sendiri.
2.13
Tahap proses dialektis
Proses dialektis ini tercipta
melalui tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi,
yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
2. Obyektivasi,
yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia.
3. Intemalisasi,
yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa
manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan
.baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
BAB 3
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar
3.1 Pengertian ilmu budaya dasar dan
kesusastraan
Ilmu budaya dasar adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan dasar dasar dari suatu budaya /
kebudayaan yang berhubungan dengan manusia . ilmu budaya dasar suatu
ilmu yang harus dipelajari mengingat banyak sekali budaya yang ada di
indonesia.
Secara umum
pengertian budaya adalah suatu cara atau pedoman hidup yang dimiliki oleh suatu
sekelompok orang yang dimana cara atau pedoman hidup itu diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya sendiri
terbentuk dari suatu kompleks yang rumit tetapi budaya itu selalu dipelajari
contohnya yaitu ketika seseorang bertemu dengan oran lain yang berbeda budaya
tetapi dia melakukan percakapan dan berusaha untuk mempelajari budaya orang itu
inilah contoh kalau budaya itu dipelajari.
Sedangkan
pengertian kesusastraan adalah menurut asal usul kesusastraan dapat berarti
karangan yang indah. Akan tetapi pengertian kesusastraan saat ini
berkembang luas , seperti kata indah kata indah bukan berarti hanya bisa
dilihat dari fisik atau tampak yang nyata akan tetapi kata indah bisa dilihat
dari segi sifat atau kerohanian. Contoh : kita melihat orang itu jelek ( tidak
indah ) dari segi fisik akan tetapi setelah kita mengenal lebih dalam ternyata
walaupun orang itu jelek ( tidak indah ternyata dia memiliki sifat yang indah
seperti baik ramah suka menolong.
Cipta sastra yang indah yaitu bukan harus dengan bahasa yang ber alun alun
tetapi harus dilihat dari keseluruhannya.ada beberapa nilai yang harus dimiliki
dalam sebuah cipta sastra dan nilai nilai yang harus ada itu adalah :
·
Nilai nilai estetika
·
Nilai nilai moral
·
Dan nilai nilai yang
bersifat konsepsioni
3.2 Ilmu budaya dasar yang dikaitkan dengan
prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan
puisi karena ritmenya yang mencakup lebih luas serta bahasanya yang lebih
sesuai dengan arti leksikalnya.
Prosa terbagi dua yaitu :
Prosa
lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat. Bentuk bentuk prosa lama adalah :
-
Bidal adalah cara
berbicara dengan menggunakan bahasa kias
-
hikayat adalah bentuk
sastra lama yang berceritakan kehidupan para dewi , pangeran dan kerjaan.
-
Sejarah adalah salah
satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah
-
Dongeng adalah berisi
cerita yang luar biasa ( cerita khayalan )
·
Prosa baru adalah
prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apapun atau prosa yang timbul setelah
mendapat pengaruh budaya luar . bentuk prosa baru adalah :
-
Roman
adalah bentuk prosa yang mengisahkan
kehidupan pelaku utamanya dengan suka dukanya
-
Novel
adalah bentuk prosa baru yang melukiskan
sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan
mengandung konflik
-
Cerpen
adalah prosa baru yang menceritakan
sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang penting dan menarik
3.3
Ilmu budaya dasar yang dihubungkan
dengan puisi
Puisi adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk
tambahan atau selain arti semantiknya. Alasan alasan kenapa puisi
menyangkut kedalam mata kuliah ilmu budaya dasar :
o
Puisi dan keinsyafan
sosial
o
Puisi dan kesadaran
individual
o
Hubungan puisi dengan
kehidupan manusia
3.4 Hubungan antara ilmu budaya dasar dengan
kesusastraan
Ilmu budaya dasar adalah ilmu yang mengkaji tentang kemanusiaan ,
manusia dan kebudayaan berkaitan erat antara yang satu dengan yang lainnya.
Ilmu budaya dasar bukan ilmu kesusastraan, ilmu filsafat dan ilmu yang lainnya
. akan tetapi ilmu budaya dasar berkaitan erat dengan ilmu kesusastraan dan
ilmu lainnya.
CONTOH
KASUS:
BUDAYA
INDONESIA DIDUNIA INTERNASIONAL
Batik Indonesia memiliki keunikan
yang tidak ditemukan di negara lain. Keunikan itu terletak pada penggunaan
malam atau campuran sarang lebah, lemak hewan, dan getah tanaman dalam
pembuatannya. Motif batik semakin berkembang dengan adanya hasil karya desainer
yang terus bertambah jumlahnya. Batik bagi masyarakat Jawa, memang bukan hanya
sebuah kain bercorak, tetapi juga penggambaran filosofi kehidupan dan warisan
budaya leluhur yang harus dijaga.
Batik memang identik dengan
Indonesia, tetapi bukan berarti negara lain tidak bisa memproduksinya. Negara
tetangga kita, seperti Malaysia, Singapura, bahkan China juga memproduksi batik
dengan motif yang cukup beragam. Hal itu ternyata tidak membuat pengakuan dunia
internasional terkait batik Indonesia memudar.
Batik Indonesia akhirnya secara
resmi dimasukkan dalam 76 warisan budaya tak benda oleh UNESCO. UNESCO
memutuskan untuk menjadikan batik Indonesia sebagai salah satu daftar warisan
budaya pada 8 September 2009. Pada 2 Oktober di Abu Dhabi, UNESCO mengumumkan
hasilnya sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia. Pengakuan UNESCO terhadap batik
Indonesia melalui proses panjang dan berliku.
Upaya pemerintah mendaftarkan
berbagai warisan budaya Indonesia guna mendapat pengakuan dunia internasional
terus memperoleh hasil signifikan. Batik Indonesia dinilai sarat dengan teknik,
simbol, dan budaya yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia mulai
dari lahir sampai meninggal. Kekayaan ragam batik yang datang dari beberapa
wilayah dan provinsi, menjadi bukti bahwa Indonesia layak menjadi sumber budaya
di mana batik tumbuh dan berkembang.
OPINI:
Negara Indonesia terkenal dengan
kebudayaannya yang beragam. Hampir di setiap provinsi kita dapat menemukan
kebudayaan yang tidak sama antara provinsi yang satu dengan yang lain. Bahkan
di antara provinsi yang letaknya bersebelahan. Seperti contoh, antara budaya
Jawa Barat dengan Jawa Tengah walaupun letak secara geografis kedua daerah ini
bersebelahan, tapi kebudayaan dua daerah ini berbeda. Bahkan bahasa daerahnya
pun berbeda.
Salah satu kebudayaan Indonesia yang sangat terkenal bahkan sampai ke dunia Internasional adalah batik. Keindahannya memang dapat menarik perhatian orang banyak, begitu pun masyarakat mancanegara. Bahkan pernah ada negara yang sampai mengklaim kain ini sebagai salah satu budayanya. Sungguh ironi. Tapi untungnya sekarang batik Indonesia telah mendapat Pengakuan dari UNESCO sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.
Oleh karena itu kita sebagai bangsa
Indonesia harus terus menjaga dan melestarikan budaya sendiri. Jangan biarkan
budaya kiat diklaim negara lain. Karena batik bagi masyarakat Jawa, memang
bukan hanya sebuah kain bercorak, tetapi juga penggambaran filosofi kehidupan
dan warisan budaya leluhur yang harus dijaga.
BAB
4
Manusia dan cinta kasih
4.1 Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa indonesia cinta adalah rasa sangat suka atau sayang. Sedangkang kata kasih berarti perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan Demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Namun terdapat perbedaan terhadap cinta dan kasih yaitu cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa sedangkan kasih lebih terhadap cara penyampaiam cinta itu sendiri.
Dalam buku Erich Fromm seri mencinta menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi dan bukanya materi.
Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu pengasuhan,tanggung jawab,pengenalan, dan perhatian. Dengan keempat unsur ini suatu cinta dapat dapat di bina,diciptakan lebih sempurna atau lebih baik.
Menurut DR.Sarlito W. Sarwono cinta memiliki tiga unsur utama yaitu keterikatan,keintiman dan kemesraan. Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama pasangan. Keintiman yaitu adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antar pasangan tersebut sudah tidak ada jarak lagi, pangilan formal sudah diganti dengan panggilan sayang,saling memberikan perhatian yang lebih dan sudah tidak ada lagi rahasia. Kemesraan yaitu adanya rasa ingin membelai,dibelai,rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu. Bila satu unsur ini tidak terpenuhi maka bisa dikatakan bukan cinta.
Didalam kitab suci al-qur’an cinta memiliki tiga tingkatan yaitu tinggi,menengah dan rendah. Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada allah,rasullah dan berjihad di jalan allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua,anak,saudara,istri/suami dan teman. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang mengutamakan cinta keluarga,kerabat,harta dan tempat tinggal.
Menurut kamus umum bahasa indonesia cinta adalah rasa sangat suka atau sayang. Sedangkang kata kasih berarti perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan Demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Namun terdapat perbedaan terhadap cinta dan kasih yaitu cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa sedangkan kasih lebih terhadap cara penyampaiam cinta itu sendiri.
Dalam buku Erich Fromm seri mencinta menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi dan bukanya materi.
Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu pengasuhan,tanggung jawab,pengenalan, dan perhatian. Dengan keempat unsur ini suatu cinta dapat dapat di bina,diciptakan lebih sempurna atau lebih baik.
Menurut DR.Sarlito W. Sarwono cinta memiliki tiga unsur utama yaitu keterikatan,keintiman dan kemesraan. Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama pasangan. Keintiman yaitu adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antar pasangan tersebut sudah tidak ada jarak lagi, pangilan formal sudah diganti dengan panggilan sayang,saling memberikan perhatian yang lebih dan sudah tidak ada lagi rahasia. Kemesraan yaitu adanya rasa ingin membelai,dibelai,rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu. Bila satu unsur ini tidak terpenuhi maka bisa dikatakan bukan cinta.
Didalam kitab suci al-qur’an cinta memiliki tiga tingkatan yaitu tinggi,menengah dan rendah. Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada allah,rasullah dan berjihad di jalan allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua,anak,saudara,istri/suami dan teman. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang mengutamakan cinta keluarga,kerabat,harta dan tempat tinggal.
4.2 Cinta Menurut Ajaran Agama
Cinta adalah cinta kasih anatra sesama dimana kita diajarkan untuk mencintai swsama tanpa membedakan agama,ras,latar belakang. Dan saling menghargai satu sama lain. Perintah Allah yang terutama ialah: (Matius 12:29-31), “Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu”. Korintus 13:4, Kasih itu sabar;kasih itu murah hati;ia tidak cemburu. Ia tidak sombong. Matius 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu:Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Cinta adalah cinta kasih anatra sesama dimana kita diajarkan untuk mencintai swsama tanpa membedakan agama,ras,latar belakang. Dan saling menghargai satu sama lain. Perintah Allah yang terutama ialah: (Matius 12:29-31), “Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu”. Korintus 13:4, Kasih itu sabar;kasih itu murah hati;ia tidak cemburu. Ia tidak sombong. Matius 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu:Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
4.3 Kasih Sayang
Perasaan Sayang dapat diartikan perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Didalam Kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,saling percaya,saling pengertian,saling terbuka sehingga keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab maka tidak ada lagi rasa saling sayang,rasa itu hilang begitu saja.
Kasih sayang merupakan dasar komunikasi dari sebuah keluarga. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak sangat dipengaruhi oleh bentuk dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Dari cara pemberian cinta kasih dapat dibedakan :
1. Orang Tua bersifat aktif,si Anak bersifat pasif.
2. Orang Tua bersifat pasif, si Anak besifat aktif.
3. Orang Tua dan Anak bersifat pasif.
4. Orang Tua dan Anak bersifat aktif.
Ada Bermacam-macam kasus kasih sayang dalam kehidupan. Semua orang tua mengharapkan hidup anaknya bahagia.karena itu tidak sedikit orang tua menumpahkan kasih sayang yang berbeda sesuai dengan kemampuan dan pendapatnya. Ada yang berlebihan,disiplin dan ada juga yang memberikan kebebasan seutuhnya terhadap anaknya.
4.4 Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedak dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan dari kasih sayang yang sangat mendalam.
Kemampuan mencinta memberi nilai hidup kita dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
Dari uraian di atas dapat terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta maka orang itu merusak nilai cinta yang berarti menurunkan martabat dirinya sendiri.
Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan seseorang dapat menciptakan bentuk seni yang sesuai dengan kemampuanya.
4.5 Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia terhadapt tuhannya yang di wujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama,kepercayaan,kondisi,dan situasi.sholat dirumah,di masjid,sembahyang di pura,di candi atau di gereja bahkan di tempat-tempat yang dianggap sakral merupakan perwujudan dari pemujaan kepada tuhan atau yang dianggap tuhan. Pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan tuhannya.hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosa yang telah di perbuat. Bila setiap hari sekian kali manusia memuja kebesarannya dan selalu mohon apa aja yang kita inginkan dan tuhan selalu mengabulkannya maka wajar cinta manusia terhadapt tuhannya bersifat cinta mutlak.
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedak dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan dari kasih sayang yang sangat mendalam.
Kemampuan mencinta memberi nilai hidup kita dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
Dari uraian di atas dapat terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta maka orang itu merusak nilai cinta yang berarti menurunkan martabat dirinya sendiri.
Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan seseorang dapat menciptakan bentuk seni yang sesuai dengan kemampuanya.
4.5 Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia terhadapt tuhannya yang di wujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama,kepercayaan,kondisi,dan situasi.sholat dirumah,di masjid,sembahyang di pura,di candi atau di gereja bahkan di tempat-tempat yang dianggap sakral merupakan perwujudan dari pemujaan kepada tuhan atau yang dianggap tuhan. Pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan tuhannya.hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosa yang telah di perbuat. Bila setiap hari sekian kali manusia memuja kebesarannya dan selalu mohon apa aja yang kita inginkan dan tuhan selalu mengabulkannya maka wajar cinta manusia terhadapt tuhannya bersifat cinta mutlak.
4.6 Belas Kasihan
Istilah belas kasihan bisa disebut juga cinta sesama, karena cinta disini bukan karena ketampananya,kekayaanya,kecantikaan,kepandaiannya melainkan karena penderitaanya.Penderitaan ini mengandung arti luas yaitu bisa saja tua,sakit-sakitan,yatim-piatu,dsb. Jadi kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita oleh orang lain.
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasiha. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang,ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian,makanan dsb.
4.7 Cinta kasih erotis
Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna akan penyatuan yang sempurna akan penyatuan dengan seorang lainnya.pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat eksklusif bukan universal dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat di percaya.
Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta,yaitu pengalaman intimintas,kemesraan hingga muncul hawa nafsu yang memunculkan keinginan sexual.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri,tetapi sesekali bukan merupakan nafsu fisis belaka,untuk eredakan ketegangan yang menyakitkan. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Dalam hal itu hubungan fisis akan tercampur dengan tindakan serta kemesraan yang sangat intim.
Dengan demikian pandangan cinta kasih erotis merupakan abstraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tiada lain dari perbuatan kemauan.merupakan gagasan yang keliru.
Cinta…
Jika kita dengar kata – kata itu maka akan teringat pada satu definisi dasar yang berhubungan dengan persaan yang mungkin dapat mengingatkan kita pada seseorang yang memilki arti khusus dalam diri atau hidup kita. Persaan itu “Cinta” pasti akan datang pada diri setiap manusia ditampik atau tidak. Nurani setiap manusia pasti akan mengakui tentang perasaan yang satu itu ”Cinta” hanya saja mulutlah yang berkata bohong.
Istilah belas kasihan bisa disebut juga cinta sesama, karena cinta disini bukan karena ketampananya,kekayaanya,kecantikaan,kepandaiannya melainkan karena penderitaanya.Penderitaan ini mengandung arti luas yaitu bisa saja tua,sakit-sakitan,yatim-piatu,dsb. Jadi kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita oleh orang lain.
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasiha. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang,ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian,makanan dsb.
4.7 Cinta kasih erotis
Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna akan penyatuan yang sempurna akan penyatuan dengan seorang lainnya.pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat eksklusif bukan universal dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat di percaya.
Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta,yaitu pengalaman intimintas,kemesraan hingga muncul hawa nafsu yang memunculkan keinginan sexual.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri,tetapi sesekali bukan merupakan nafsu fisis belaka,untuk eredakan ketegangan yang menyakitkan. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Dalam hal itu hubungan fisis akan tercampur dengan tindakan serta kemesraan yang sangat intim.
Dengan demikian pandangan cinta kasih erotis merupakan abstraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tiada lain dari perbuatan kemauan.merupakan gagasan yang keliru.
Cinta…
Jika kita dengar kata – kata itu maka akan teringat pada satu definisi dasar yang berhubungan dengan persaan yang mungkin dapat mengingatkan kita pada seseorang yang memilki arti khusus dalam diri atau hidup kita. Persaan itu “Cinta” pasti akan datang pada diri setiap manusia ditampik atau tidak. Nurani setiap manusia pasti akan mengakui tentang perasaan yang satu itu ”Cinta” hanya saja mulutlah yang berkata bohong.
Cinta hanya datang pada mahluk Tuhan yang bernama manusia karena pada diri setiap diri manusia akan selalu diimbangi oleh akal dan nafsu. Dan cinta tidak akan pernah datang pada mahluk Tuhan lainnya karena mereka “Mahluk Tuhan Selain manusia” hanya memilki nafsu saja atau bahkan tidak sama sekali. Sebagai contoh sederhana malaikat, ia hanya memilki kebaikan saja dan selalu beribadah pada Tuhan begitu pula Iblis yang hanya memilki nafsu keburukan “menghasut dan selalu mengajak kita “manusia” agar mengikuti jalannya”. Kebaikan dan keburukan tersebut dapat dikategorikan kedalam nafsu atau emosionalitas. Pada binatang dan tumbuhanpun demikan. Hewan atau binatang hanya memilki nafsu dan bukan cinta karena pada hewan atau binatang didak disertai akal dan nurani.
Perasaan yang berawal dari pandangan mata hingga turun kehati merupakan bagian dari hidup dan kehidupan manusia, yang esensinya dapat melahirkan kreatifirtas dan cipta atau hasil karya melalui proses akhir, yaitu tanggung jawab. Cinta pada dasarnya dapat dikatakan sebagai budaya yang menggunakan perasaan serta akal sehat.
Dari sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni yang dituangkan dalam goresan kertas dan kanvas seperti seni lukis dan gambar.
Dari sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni yang memadukan irama dan nada dalam satu dinamisasi yang dikenal sebagai lagu dan seni musik.
Dari sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni melalui goresan pena yang disebut sajak, pantun atau novel.
Dari sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni yang menggabungkan antara medidisasi nada dan goresan pena yang melahirkan drama, film dan lain sebagainya.
Dan dari sebuah cintalah dapat melahirkan tanggung jawab, baik pada pasangan atau orang yang kita cintai atau pada lainnya, maka
Dari sebuah cintalah terlahir manusia – manusia baru yang menghuni semesta kita ini.
Ungkapan yang ditimbulkan dari satu kata cinta tentulah tidak dapat dilepaskan dari suatu media perantara yang dapat menggambarkan dan memvisualisasikan serta mendefinisikan tentang perasaan “Cinta” tersebut, baik melalui alat komunikasi “bahasa” yang melahirkan sajak, puisi dan lain sebagainya atau bahkan yang meng-irama-kan nada dan shimpony.
Jika kita berbicara mengenai cinta maka itupun tidak dapat dipisahkan dengan unsur – unsur seni dan kebudayaan yang ada. Cinta sama dengan budaya yaitu suatu rasa, karya dan karsa.
Cinta bukanlah suatu monopoli orang dewasa saja tetapi cinta juga dapat hadir pada anak kecil tanpa memandang siapa, dari mana, warna kulit dan lain sebagainya. Karena cinta pada dasarnya merupakan suatu rasa yang sangat sulit untuk diungkapkan, baik dengan kata atau nada. Cinta itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari kasih dan sayang karena keduanya “antara kasih dan sayang” merupakan aplikasi lanjutan atau esensi dari sebuah kata cinta melalui beberapa kata dalam bentuk kasih, sayang, pemujaan dan lainnya yang kesemuanya akan dibalut dalam satukata tingkat tinggi, yaitu tanggung jawab.
Cinta itu sendiri memilik unsur – unsur yang mempengaruhinya. Dengan kata lain penunjang sebagai pembuktian dari pengorbanan karena cinta syarat akan pengorbanan. Seperti ; Tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, pengertian saling percaya dan terbuka dan masih banyak lagi
Muhamad Iqbal seorang philosof Pakistan mengatakan tentang cinta. Cinta dimata Iqbal memiliki dimensi spiritual yang dinamakan Isyq-o muhasbat yang memberikan daya kreatifitas yang hidup dan sebagai berdirinya suatu pribadi dan kepribadian. Dimana cinta menduduki urutan pertama dalam tariqh (suatu jalan, cara atau ikhtiar) hingga menuju penyempurnaan diri dan pensucian hati.Cinta menurutnya juga merupakan stasiun terakhir yang terletak pada Tuhan yang bersifat fundamental.
Definisi
tepat yang dapat menggambarkan tentang cinta sangatlah sulit untuk dijelaskan
secara terperinci dan sempurna, karena jika api cinta sudah berlobar maka akan
sangat sulit untuk dipadamkan. Cinta merupakan kekuatan spiritual yang dapat
membangkitkan fungsi – fungsi kecerdasan emosional dan secara spiritualitas
dapat menembangkan potensi – potensi orang yang sedang mengalaminya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengertian
kebudayaan tidak mudah untuk dirumuskan. Berbagai ahli memiliki pandangan yang
tidak selalu sama tentang kebudayaan. Keadaan ini tidak berarti kita akan sulit
untuk memahami apa itu kebudayaan, karena dari berbagai definisi yang ada
ternyata saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
Manusia sebagai makhluk hidup yang kompleks memiliki berbagai
kemampuan dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Kemampuan tersebut
mencakup akal, intelegensia, dan intuisi, ; perasaan dan emosi, kemauan,
fantasi, serta perilaku.
Kebudayaan sifatnya dinamis, dimana selalu mengalami
perubahan. Perubahan dapat bejalan cepat maupun lambat. Terdapat berbagai sebab
yang dapat melatarbelakangi terjadinya perubahan kebudayaan diantaranya
perubahan lingkungan alam, perubahan karena kontak dengan kelompok lain, atau
perubahan karena adanya penemuan, fenomena menarik yang nampaknya semakin tidak
dapat kita hindari di era globalisasi dimana saling ketergantungan antar warga
dunia semakin besar.
Manusia memiliki keistimewaan akal dan budi yang tidak
dimiliki oleh makhluk hidup lainya.
Keberadaan akal dan budi ini membuat manusia dapat mengembangkan dirimenjadi
lebih berbudaya, secara pemikiran dan batin.
Manusia adalah makhluk yang lemah dan sangat tergantung
pada oranglain dan kebudayaan sekitarnya, pada saat ia lahir kedunia ini.
Proses perkembangan kebudayaan tidak akan pernah berhenti
seiring dengan terus mengalirnya kebutuhan manusia sebagai pemilik kebudyaan
tersebut. Dari konteks ini, maka akan selalu ada yang dinamakan prose
pembudyaan. Proses ini dapat diperoleh melalui proses belajar. Lebih jauh, proses belajar kebudayaan yang
dilalui manusia dapat dilihat, diantaranya melalui proses internalisai,
sosialisasi, enkulturasi, atau akulturasi.
3.2 SARAN
Demikian yang dapat saya paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para mahasiswa universitas semarang pada umumnya.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar