Translate

Jumat, 14 Oktober 2016

Makalah Ilmu Budaya Dasar



 MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR


Disusun oleh:

 NATALIA ADVENTIA BERHITU
 1PA17
 15516328




UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
2016



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena Kasih dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ilmu budaya dasar ini.Tak lupa saya mengucapkan terima kasih bagi semua yang telah mendukung,memberikan semangat dan doa bagi saya. Saya juga menyadari jika ada beberapa kesalahan untuk itu saya meminta kritik dan saran bagi para pembaca guna menyempurnakan makalah ini.  Saya juga memohon maaf apabila dalam penulisan Makalah ilmu budaya Dasar ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud saya.




Bekasi,13 Oktober 2016









BAB I

PENDAHULUAN



  Latar Belakang

         Manusia memiliki dua kekayaan yang membedakannnya dengan makhluk lain yakni, akal dan budi yang memunculkan cipta, rasa, dan karsa. Akan tetapi manusia lebih didomininasi oleh akal sehingga mereka kurang peka akan masalah – masalah sosial yang terjadi dilingkungannya, bangsanya dan negaranya. Begitu pula yang terjadi pada kalangan mahasiswa di perguruan tinggi. Untuk itulah Ilmu Budaya Dasar diperkenalkan pada perguruan tinggi pada tahun 1970. Ilmu Budaya Dasar merupakan “Body of Knowledge” (tubuh keilmuan) dengan sasaran masalah – masalah manusia dan budayanya mencakup filsafat, teologi, sejarah, seni dan cabang – cabangnya. Dan sasarannya juga untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi manusia dalam kedudukanyya sebagai makhluk berbudaya.dalam penuntasan masalah dapat diselesaikan secara manusiawi; dalam arti tidak sampai menimbulkan kerugian bagi semua pihak yang terlibat dengan cara juga meperhatikan kepentingan orang lain bukan hanya kepentingan diri sendiri. Dengan kata lain IBD mampu menjadikan manusia manusia yang mempelajari lebih berbudaya atau lebih manusiawi.  

Latar belakang Ilmu Budaya Dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut ;

1.      Kenyataan Indonesdia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan – ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.

2.     Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.

3.      Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sikap ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi – segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah. 


BAB II

PEMBAHASAN



1.1 Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan.

Ilmu budaya dasar merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.Sedangkan Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Ilmu budaya dasar merupakan ilmu yang tanpa kita sadari telah sangat melekat dalam kehidupan kita, baik secara individual, dalam keluarga, maupun dalam masyarakat luas. Namun banyak dari kita yang tidak menyadari dan tidak mengerti akan hal itu, sehingga penerapannya dalam kehidupan menjadi sangat kurang. Dan tanpa kita sadari pula Ilmu Budaya Dasar selalu kita temui dalam kehidupan kita, melalui pergaulan sehari-hari di kampus, dalam masyarakat, dan dalam keluarga. Pentingnya kita menyikapi mengenai Penerapan Budaya Dasar dalam kehidupan sehari-hari akan membuat kita lebih memahami berbagai aturan-aturan atau norma masyarakat agar terciptanya suatu hubungan yang baik.


1.2  Ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar

Ada 2 masalah pokok yang menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkuo kajian mata kuliah imu budaya dasar , yaitu :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapkan masalah kemanusiaan dn berbudaya yng dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya.
2. Hakekat manusia yang satu tau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kehidupan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua masalah pokok yang bias dikaji dlam mata kuliah ilmu budya dasar tersebut diatas manpak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.

Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
- Manusian dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusisa dan penderitaan
- Manusia dn keadilan
- Manusia dan pandangan hidup
- Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan.


Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mngenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musical, ilsafat, lukisan, patung dan sebagainya.
Ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu tari, ilmu filsafat dan lain ilmu yang terdapat dalam pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar hanya mempergunkan karya-karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk mendekti masalah-masalah kemanusiaan dan budaya.

2.1 Manusia
Terdapat beberapa definisi manusia antara lain:
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural,   manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
2.  Manusia adalah kemauan bebas.
3. Manusia adalah makhluk yg sadar.Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa.
4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai.Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami.

2.2 Hakekat manusia

Hakekat Manusia antara lain:
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.


2.3 Unsur-unsur Manusia
Sebenarnya ada banyak sekali unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak unsur-unsur itu, di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu:
1. Unsur Jasmani
Unsur jasmani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia, seperti makan, minum, dan lain – lain. Yang jika tidak di penuhi maka akan berakibat buruk bagi manusia itu.
2. Unsur Rohani
Sedangkan unsure rohani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani, atau hati manusia, seperti agama atau keyakinan, ketenangan hati, rasa aman, rasa bahagia dan lain-lain.
Unsur-unsur lain yang membentuk manusia adalah :
1. Jasad : badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto dan menempati ruang dan waktu.
2. Hayat : mengandung unsur hidup, yang ditndai dengan gerak.
3. Ruh : bimbingan dan pimpinan tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami  kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafs : diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.

2.4 Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah.


2.5 Kebudayaan
Kita sering mendengar kata kebudayaan baik dalam pengertian yang sempit maupun dalam pengertian yang luas, baik dalam pengertian orang awam maupun pengertian keilmuan.
1.      Dalam pengertian sempit kebudayaan seringkali diartikan sebagai adat tradisi atau kebiasaan sehingga seringkali dicontohkan dengan upacara adat.
2.      Dalam pengertian luas kebudayaan dipahami sebagai cara manusia mengelola kehidupanya. Contohnya : adaptasi masyarakat terhadap lingkungan alam
3.      Menurut Orang awam, dimana orang awam menyebutkan kesenian, rumah adat atau bangunan kuno sebagai kebudayaan
4.      Menurut bahasa :
5.      Bahasa Sansekerta : Budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal
6.      Bahasa Belanda : kata budaya berasal dari kata cultuur
7.      Bahasa Latin : Colera yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani)
8.      Bahasa Inggris : kata budaya berasal dari kata culture
9.      Menurut para ilmuan :
10.  Konsep kebudayaan pertama kali dikembangkan menjelang akhir abad kesembilan belas, tokoh pertama yang memberikan definisi yang jelas dan menyeluruh adalah E.B Taylor pada tahun 1871.
·         Edward B. Taylor : Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang meliputi pengetahuan kepercayaan, kesenian, hukum, moral kebiasaan, serta lain-lain kecakapan dan kebiasaan yang diperoleh manusia.
·         Ralp. Linton : Kebudayaan dalah sejumlah total pengetahuan, sikap dan pola-pola tingkah laku yang dibiasakan, yang dibagikan, dan ditransmisikan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
·         Kluchkhohn dan W.H. Kelly : Kebudayaan adalah pola untuk hidup yang tercipta dalam sejarah yang emplisit, implisit, rasional, irrasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman-pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
·         Clifford Geertz : Kebudayaan adalah sistem makna dan simbol yang diatur dalam rangka interaksi sosial.
o   Kroeber : Kebudayaan adalah reaksi motorik, kebiasaan, teknik, gagasan dan nilai yang dipelajari dan ditransmisikan secara massal serta tingkah laku yang dipengaruhinya.
o   Googenaugh : Kebudayaan mengacu pada sistem pengetahuan dan kebudayaan yang diorganisasikan dimana orang0orang menstrukturkan pengalamn dan persepsi mereka, menformulasikanaktivitas-aktivitasnya, serta memilih diantara berbagai alternatif.
o   Keesing dan Keesing : Kebudayaan adalah fenomena yang dapat diamati, yaitu pola-pola kehidupan didalam komunitas yang berulang secara reguler serta pengaturan material dan sosial.
o   Eugene A. Nida : Kebudayaan adalah perilaku manusia yang diajarkan terusmenerus dari satu generasi ke generasi berikutnya.
o   J. Verkuyl : Kebudayaan sebagai sesuatu yang diajarkan manusia dan segala sesuatu yang dibuat oleh manusia.
o   Ki Hajar Dewantoro : Kebudayaan berarti buah budi manusia yaitu hasil perjuangan manusia terhadap pengaruh kuat dari alam dan zaman ( kodrat dan masyarakat ) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi baerbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupanya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
o   Robert H. Lowie : Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma aristik, kebiasaan makan serta keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal.
o   Koentjaraningrat : Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
o   Rafael R. Maran : Kebudayaan adalah cara khas manusia membangun alam guna memebuhi keinginan-keinginan serta tujuan hidupnya, yang dilihat sebagai proses humanisasi.
o   Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi :  mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

o   Dan Herkoveits : Kebudayaan dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
o   William H. Haviland : Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
o   Dari berbagai definisi kebudayaan diatas terlihat bahwa masing-masing definisi tidak mampu mewakili pengertian kebudayaan secara menyeluruh, namun dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material.
o   Terkait dengan hal ini, koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu :
o   Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan. Wujud tersebut bersifat abstrak.
o   Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena tampak dalam bentuk perilaku dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat.
o   Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini adalah hasil karya cipta manusia yang bisa diraba dan bersifat konkret. Misal : candi borobudur, kain batik, dan gedung-gedung bangunan.
ISI UTAMA BUDAYA
Isi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan didalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

1.      Sistem Pengetahuan
a.       Sistem pengetahuan merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami: Alam sekitar, Alam flora di daerah tempat tinggal, Alam fauna didaerah tempat tinggal, Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkunganya, Tubuh manusia, Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, Ruang dan waktu.
a.       Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu :
a)      Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial
b)     Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (disekolah) maupun dari pendidikan non formal (tidak resmi)
c)      Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbiolis yang sering disebut sebagai komunikasi simboliks.
2.              Nilai
            Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu  diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, sesuatu dikatakan nilai apabila memiliki unsur :
a.       nilai kebenaran (berguna dan berharga)
b.      nilai estetika (indah)
c.       nilai moral atau etis (baik)
d.      nilai agama (religius)
b.    Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi masalah yang dihadapinya. Pandangan hidup disebut juga nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu, kelompok atau bangsa karena pandangan hidup mengandung nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat.
3.          Kepercayaan
Kepercayaan adalah dimensi lain diluar diri dan lingkunganya yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia`
4.         Persepsi
Persepsi atau sudut pandang adalah suatu titik tolak pemikiran yang digunakan untuk memahami suatu gejala atau kejadian dalam kehidupan.
Persepsi terdiri atas :
                                                  i.      Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang tidak menggunakan salah satu indra manusia.
                                                ii.      Persepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain
                                              iii.      Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat suatu kejadian jauh dari tempat orang yang bersangkutan`
5.         Etos Kebudayaan
Etos berasal dari bahasa Inggris yang berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku masyarakat, misalnya kegemaran-kegemaran masyarakat, serta benda hasil cipta karya dilihat dari luar oleh orang asing. Contohnya, kebudayaan Batak yang dilihat oleh orang jawa, sebagai orang yang kasar, agresif, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan berbicara apa adanya, dan sebaliknya, kebudayaan orang jawa yang dilihat dari orang batak, bahwa orang jawa memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan yang berbelit-belit, feodal, serta diskriminasi terhadap tingkatan sosial.
2.6 Sifat-sifat budaya
Sifat-sifat budaya pada dasarnya memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakanfaktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimanapun.
Sifat hakiki dari kebudayaan diantaranya adalah :
a.       Budaya terwujud dan disalurkan dari perilaku manusia
b.      Budaya ada sebelu lahirnya generasi dan tidak akan mati sampai habisnya generasi yang bersangkutan
c.       Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
d.      Budaya mencakup aturan-atura yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima atau ditolak, dilarang dan yang diizinkan
b.      Selain yang tersebut diatas, ada beberapa sifat-sifat kebudayaan yang terjadi karena :
a.       Kebudayaan beraneka ragam, hal ini terjadi karena :
1.      Manusia tidak memiliki struktur anatomi khusus pada tubuhnya
2.      Lingkungan geografis
3.      Induk bangsa
4.      Kontak budaya
5.      Lingkungan sosialnya
c.       Kebudayaan dapat diteruskan secara sosial dengan pelajaran, yaitu :
1.      Secara horisontal : kebudayaan diteruskan melalui generasi kesatu dangan generasi selanjutnya secara lisan
2.      Secara vertikal : kebudayaan diteruskan melalui generasi yang berbeda dengan cara tulisan atau literarur
   (2)            Kebudayaan dijabarkan dalam komponen-komponen : biologi, psikologi dan sosiologi.
   (3)            Tiga komponen pembentuk pribadi, yaitu hereditas diperoleh dari sifat orangtua, primary nature yaitu kodrat pertama sejak dalam kandungan, secondary nature yaitu terbentuknya pribadi oleh lingkungan
      d.    Kebudayaan mempunyai struktur,  ada tujuh unsur :
1.      Sistem religi dan upacara keagamaan
2.      Sistem organisasi kemasyarakatan
3.      Sistem pengetahuan
4.      Sistem mata pencarahian
5.      Bahasa
6.      Kesenian
7.      Sistem teknologi dan peralatan
e.       Kebudayaan mempunyai nilai (Cultural Value)
Kebudayaan ini bersifat relatif karena penafsiran antara budaya yang berbeda-beda, misalnya budaya timur berdasarkan kerohanian, perasaan, instuisi, pasif (diam) sedangkan budaya barat berdasarkan akal, materi, bebas, kreatif, aktif.
f.       Kebudayaan mempunyai sifat statis dan dinamis
g.      Kebudayaan dapat dibagi dalam bermacam-macam aspek, yaitu :
1.      Kebudayaan rohani (spiritual)
2.      Kebudayaan kebendaan (material cultural)
3.      Kebudayaan darat (terra)
4.      Kebudayaan maritim (aqua culture)
5.      Kebudayaan daerah (kebudayaan suatu suku)
2.              MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA KEBUDAYAAN
Kemampuan manusia dalam mengatasi kompleksitas kebutuhan hidupnya karena manusia mempunyai :

1.      Akal, intelgensia dan instuisi
2.      Perasaan dan emosi
3.      Kemauan
4.      Fantasi
5.      Perilaku
6.      Eksternalisasi
7.      Objektivasi
8.      Internalisasi

2.9 Perubahan Kebudayaan
      Faktor – faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru, misal sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikkan kegunaanya oleh warga masyarakat yang bersangkutan
             Penyebab terjadinya gerak/ perubahan kebudayaan, yaitu :
• Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
• Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam
Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan sebagainya.Pada saat itulah unsure-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.
2.10 Hubungan manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yang berbudaya dan lain sebagainya.

2.11    Contoh hubungan manusia dan kebudayaan

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya?

Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

2.11 Pengertian Dialektis


Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.
Bentuk triadik dari dialektika Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis berangkat dari pemikir-pemikir sebelum Hegel. Antinomi Kantian akan numena dan fenomena menimbulkan oposisi yang tidak terselesaikan[1]. Kemudian Fichte dengan metode ”Teori Pengetahuan”-nya tetap memunculkan pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit apa yang dijabarkan oleh Kant.
Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia adalah sama dengan isi kesadaran. Seluruh dunia itu diturunkan dari suatu asas yang tertinggi dengan cara sebagai berikut: ”Aku” meng-ia-kan dirinya (tesis), yang mengakibatkan adanya ”non-Aku” yang menghadapi ”Aku”. ”non Aku” inilah antitesis. Kemudian sintesisnya adalah keduanya tidak lagi saling mengucilkan, artinya: kebenaran keduanya itu dibatasi, atau berlakunya keduanya itu dibatasi. ”Aku” menempatkan ”non-Aku yang dapat dibagi-bagi” berhadapan dengan ”Aku yang dapat dibagi-bagi”.
Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte. Hegel memperdalam pengertian sintesis. Di dalam sintesis  baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi (seperti pandangan Fichte), melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu: a) mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang saling mengucilkan. Tesis mengandung di dalam dirinya unsur positif dan negatif. Hanya saja di dalam tesis unsur positif ini lebih besar. Sebaliknya, antitesis memiliki unsur negatif yang lebih besar. Dalam sintesislah kedua unsur yang dimiliki tesis dan antitesis disatukan menjadi sebuah kesatuan yang lebih tinggi.
Dialektika juga dimaksudkan sebagai cara berpikir untuk memperoleh penyatuan (sintesis) dari dua hal yang saling bertentangan (tesis versus antitesis). Dengan term aufgehoben, konsep ”ada” (tesis) dan konsep ”tidak ada” (antitesis) mendapatkan bentuk penyatuannya dalam konsep ”menjadi” (sintesis). Di dalam konsep ”menjadi”, terdapat konsep ”ada” dan ”tidak ada” sehingga konsep ”ada” atau ”tidak ada” dinyatakan batal atau ditiadakan.
Dialektika menjadi sebuah perkembangan Yang Absolut untuk bertemu dengan dirinya sendiri. Ide yang Absolut merupakan hasil perkembangan. Konsep-konsep dan ide-ide bukanlah bayangan yang kaku melainkan mengalir. Metode dialektika menjadi sebuah gerak untuk menciptakan kebaruan dan perlawanan. Dengan tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis setiap ide-ide, konsep-konsep (tesis) berubah menjadi lawannya (antitesis). Pertentangan ini ”diangkat” dalam satu tingkat yang lebih tinggi dan menghasilkan sintesis. Hal baru ini (sintesis) kemudian menjadi tesis yang menimbulkan antitesis lagi lalu sintesis lagi. Proses gerak yang dinamis ini sampai akhirnya melahirkan suatu universalitas dari gejala-gejala. Itulah Yang Absolut yang disebut Roh dalam filsafat Hegel.
Bagi Hegel, unsur pertentangan (antitesis) tidak muncul setelah kita merefleksikannya tetapi pertentangan tersebut sudah ada dalam perkara itu sendiri. Tiap tesis sudah memuat antitesis di dalamnya. Antitesis terdapat di dalam tesis itu sendiri karena keduanya merupakan ide yang berhubungan dengan hal yang lebih tinggi. Keduanya diangkat dan ditiadakan (aufgehoben) dalam sintesis.
Kenyataan menjadi dua unsur  bertentangan namun muncul serentak. Hal ini tidak dapat diterima oleh Verstandyang bekerja berdasakan skema-skema yang ada dalam menangani hal-hal yang khusus. Vernunft-lah yang dapat memahami hal ini. Vernunft melihat realitas dalam totalitasnya dan sanggup membuat sintesis dari hal-hal yang bertentangan. Identifikasi sebagai realitas total menjadi cara kerja Vernunft yang mengikuti prinsip dialektika.
Secara umum dapat kita lihat bahwa dialektika Hegel memiliki tiga aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, sistem dialektika ini berbentuk tripleks atau triadik. Kedua, dialektika ini bersifat ontologis sebagai sebuah konsep. Aplikasinya adalah terhadap benda dan benduk dari ada dan tidak sebatas pada konsep. Ketiga, dialektika Hegel memiliki tujuan akhir (telos) di dalam konsep abstrak yang disebut Hegel sebagai Idea atau Idea Absolut dan konkretnya pada Roh Absolut atau Roh (Spirit, Geist).
Terdapat tiga elemen esensial akan dialektika Hegel. Pertama, berpikir itu memikirkan dalam dirinya untuk dan oleh dirinya sendiri. Kedua, dialektika merupakan hasil berpikir terus menerus akan kontradiksi. Ketiga, kesatuan kepastian akan kontradiksi tersublimasi di dalam kesatuan. Itulah kodrat akan dirinya dialektika itu sendiri.

2.13      Tahap proses dialektis

Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.         Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.

2.         Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.

3.         Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
BAB 3
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar

3.1 Pengertian ilmu budaya dasar dan kesusastraan

               Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan dasar dasar dari suatu budaya / kebudayaan yang berhubungan dengan manusia . ilmu budaya dasar suatu ilmu yang harus dipelajari mengingat banyak sekali budaya yang ada di indonesia.               
Secara umum pengertian budaya adalah suatu cara atau pedoman hidup yang dimiliki oleh suatu sekelompok orang  yang dimana cara atau pedoman hidup itu diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya sendiri terbentuk dari suatu kompleks yang rumit tetapi budaya itu selalu dipelajari contohnya yaitu ketika seseorang bertemu dengan oran lain yang berbeda budaya tetapi dia melakukan percakapan dan berusaha untuk mempelajari budaya orang itu inilah contoh kalau budaya itu dipelajari.

          Sedangkan pengertian kesusastraan adalah menurut asal usul kesusastraan dapat berarti karangan yang indah. Akan tetapi pengertian kesusastraan saat ini berkembang luas , seperti kata indah kata indah bukan berarti hanya bisa dilihat dari fisik atau tampak yang nyata akan tetapi kata indah bisa dilihat dari segi sifat atau kerohanian. Contoh : kita melihat orang itu jelek ( tidak indah ) dari segi fisik akan tetapi setelah kita mengenal lebih dalam ternyata walaupun orang itu jelek ( tidak indah ternyata dia memiliki sifat yang indah seperti baik ramah suka menolong.

            Cipta sastra yang indah yaitu bukan harus dengan bahasa yang ber alun alun tetapi harus dilihat dari keseluruhannya.ada beberapa nilai yang harus dimiliki dalam sebuah cipta sastra dan nilai nilai yang harus ada itu adalah :
·                  Nilai nilai estetika
·                  Nilai nilai moral
·                  Dan nilai nilai yang bersifat konsepsioni

  3.2 Ilmu budaya dasar yang dikaitkan dengan prosa

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena ritmenya yang mencakup lebih luas serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Prosa terbagi dua yaitu :

Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat. Bentuk bentuk prosa lama adalah :
-          Bidal adalah cara berbicara dengan menggunakan bahasa kias
-          hikayat adalah bentuk sastra lama yang berceritakan kehidupan para dewi , pangeran dan kerjaan.
-          Sejarah adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah
-          Dongeng adalah berisi cerita yang luar biasa ( cerita khayalan )

·         Prosa baru adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apapun atau prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh budaya luar . bentuk prosa baru adalah :
-          Roman adalah bentuk prosa yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan suka dukanya
-          Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan mengandung konflik
-          Cerpen adalah prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang penting dan menarik

 3.3 Ilmu budaya dasar yang dihubungkan dengan puisi

         Puisi adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan atau selain arti semantiknya. Alasan alasan kenapa puisi menyangkut kedalam mata kuliah ilmu budaya dasar :
o   Puisi dan keinsyafan sosial
o   Puisi dan kesadaran individual
o   Hubungan puisi dengan kehidupan manusia

  3.4 Hubungan antara ilmu budaya dasar dengan kesusastraan

           Ilmu budaya dasar adalah ilmu yang mengkaji tentang kemanusiaan , manusia dan kebudayaan berkaitan erat antara yang satu dengan yang lainnya. Ilmu budaya dasar bukan ilmu kesusastraan, ilmu filsafat dan ilmu yang lainnya . akan tetapi ilmu budaya dasar berkaitan erat dengan ilmu kesusastraan dan ilmu lainnya.


CONTOH KASUS:

BUDAYA INDONESIA DIDUNIA INTERNASIONAL

Batik Indonesia memiliki keunikan yang tidak ditemukan di negara lain. Keunikan itu terletak pada penggunaan malam atau campuran sarang lebah, lemak hewan, dan getah tanaman dalam pembuatannya. Motif batik semakin berkembang dengan adanya hasil karya desainer yang terus bertambah jumlahnya. Batik bagi masyarakat Jawa, memang bukan hanya sebuah kain bercorak, tetapi juga penggambaran filosofi kehidupan dan warisan budaya leluhur yang harus dijaga.

Batik memang identik dengan Indonesia, tetapi bukan berarti negara lain tidak bisa memproduksinya. Negara tetangga kita, seperti Malaysia, Singapura, bahkan China juga memproduksi batik dengan motif yang cukup beragam. Hal itu ternyata tidak membuat pengakuan dunia internasional terkait batik Indonesia memudar.

Batik Indonesia akhirnya secara resmi dimasukkan dalam 76 warisan budaya tak benda oleh UNESCO. UNESCO memutuskan untuk menjadikan batik Indonesia sebagai salah satu daftar warisan budaya pada 8 September 2009. Pada 2 Oktober di Abu Dhabi, UNESCO mengumumkan hasilnya sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia. Pengakuan UNESCO terhadap batik Indonesia melalui proses panjang dan berliku.

Upaya pemerintah mendaftarkan berbagai warisan budaya Indonesia guna mendapat pengakuan dunia internasional terus memperoleh hasil signifikan. Batik Indonesia dinilai sarat dengan teknik, simbol, dan budaya yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal. Kekayaan ragam batik yang datang dari beberapa wilayah dan provinsi, menjadi bukti bahwa Indonesia layak menjadi sumber budaya di mana batik tumbuh dan berkembang.

OPINI:
Negara Indonesia terkenal dengan kebudayaannya yang beragam. Hampir di setiap provinsi kita dapat menemukan kebudayaan yang tidak sama antara provinsi yang satu dengan yang lain. Bahkan di antara provinsi yang letaknya bersebelahan. Seperti contoh, antara budaya Jawa Barat dengan Jawa Tengah walaupun letak secara geografis kedua daerah ini bersebelahan, tapi kebudayaan dua daerah ini berbeda. Bahkan bahasa daerahnya pun berbeda.

Salah satu kebudayaan Indonesia yang sangat terkenal bahkan sampai ke dunia Internasional adalah batik. Keindahannya memang dapat menarik perhatian orang banyak, begitu pun masyarakat mancanegara. Bahkan pernah ada negara yang sampai mengklaim kain ini sebagai salah satu budayanya. Sungguh ironi. Tapi untungnya sekarang batik Indonesia telah mendapat Pengakuan dari UNESCO sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.
Oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia harus terus menjaga dan melestarikan budaya sendiri. Jangan biarkan budaya kiat diklaim negara lain. Karena batik bagi masyarakat Jawa, memang bukan hanya sebuah kain bercorak, tetapi juga penggambaran filosofi kehidupan dan warisan budaya leluhur yang harus dijaga.

BAB 4
Manusia dan cinta kasih


4.1 Pengertian Cinta Kasih

Menurut kamus umum bahasa indonesia cinta adalah rasa sangat suka atau sayang. Sedangkang kata kasih berarti perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan Demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Namun terdapat perbedaan terhadap cinta dan kasih yaitu cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa sedangkan kasih lebih terhadap cara penyampaiam cinta itu sendiri.
Dalam buku Erich Fromm seri mencinta menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi dan bukanya materi.
Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu pengasuhan,tanggung jawab,pengenalan, dan perhatian. Dengan keempat unsur ini suatu cinta dapat dapat di bina,diciptakan lebih sempurna atau lebih baik.

Menurut DR.Sarlito W. Sarwono cinta memiliki tiga unsur utama yaitu keterikatan,keintiman dan kemesraan. Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama pasangan. Keintiman yaitu adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antar pasangan tersebut sudah tidak ada jarak lagi, pangilan formal sudah diganti dengan panggilan sayang,saling memberikan perhatian yang lebih dan sudah tidak ada lagi rahasia. Kemesraan yaitu adanya rasa ingin membelai,dibelai,rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu. Bila satu unsur ini tidak terpenuhi maka bisa dikatakan bukan cinta.
Didalam kitab suci al-qur’an cinta memiliki tiga tingkatan yaitu tinggi,menengah dan rendah. Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada allah,rasullah dan berjihad di jalan allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua,anak,saudara,istri/suami dan teman. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang mengutamakan cinta keluarga,kerabat,harta dan tempat tinggal.

4.2 Cinta Menurut Ajaran Agama

Cinta adalah cinta kasih anatra sesama dimana kita diajarkan untuk mencintai swsama tanpa membedakan agama,ras,latar belakang. Dan saling menghargai satu sama lain. Perintah Allah yang terutama ialah: (Matius 12:29-31), “Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu”. Korintus 13:4, Kasih itu sabar;kasih itu murah hati;ia tidak cemburu. Ia tidak sombong. Matius 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu:Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

4.3 Kasih Sayang
Perasaan Sayang dapat diartikan perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Didalam Kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,saling percaya,saling pengertian,saling terbuka sehingga keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab maka tidak ada lagi rasa saling sayang,rasa itu hilang begitu saja.
Kasih sayang merupakan dasar komunikasi dari sebuah keluarga. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak sangat dipengaruhi oleh bentuk dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Dari cara pemberian cinta kasih dapat dibedakan :
1. Orang Tua bersifat aktif,si Anak bersifat pasif.
2. Orang Tua bersifat pasif, si Anak besifat aktif.
3. Orang Tua dan Anak bersifat pasif.
4. Orang Tua dan Anak bersifat aktif.
Ada Bermacam-macam kasus kasih sayang dalam kehidupan. Semua orang tua mengharapkan hidup anaknya bahagia.karena itu tidak sedikit orang tua menumpahkan kasih sayang yang berbeda sesuai dengan kemampuan dan pendapatnya. Ada yang berlebihan,disiplin dan ada juga yang memberikan kebebasan seutuhnya terhadap anaknya.

4.4 Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata dasar mesra yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedak dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan dari kasih sayang yang sangat mendalam.
Kemampuan mencinta memberi nilai hidup kita dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
Dari uraian di atas dapat terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta maka orang itu merusak nilai cinta yang berarti menurunkan martabat dirinya sendiri.

Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan seseorang dapat menciptakan bentuk seni yang sesuai dengan kemampuanya.
4.5 Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia terhadapt tuhannya yang di wujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama,kepercayaan,kondisi,dan situasi.sholat dirumah,di masjid,sembahyang di pura,di candi atau di gereja bahkan di tempat-tempat yang dianggap sakral merupakan perwujudan dari pemujaan kepada tuhan atau yang dianggap tuhan. Pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan tuhannya.hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosa yang telah di perbuat. Bila setiap hari sekian kali manusia memuja kebesarannya dan selalu mohon apa aja yang kita inginkan dan tuhan selalu mengabulkannya maka wajar cinta manusia terhadapt tuhannya bersifat cinta mutlak.



4.6 Belas Kasihan
Istilah belas kasihan bisa disebut juga cinta sesama, karena cinta disini bukan karena ketampananya,kekayaanya,kecantikaan,kepandaiannya melainkan karena penderitaanya.Penderitaan ini mengandung arti luas yaitu bisa saja tua,sakit-sakitan,yatim-piatu,dsb. Jadi kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita oleh orang lain.
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasiha. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang,ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian,makanan dsb.
4.7 Cinta kasih erotis
Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna akan penyatuan yang sempurna akan penyatuan dengan seorang lainnya.pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat eksklusif bukan universal dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat di percaya.

Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta,yaitu pengalaman intimintas,kemesraan hingga muncul hawa nafsu yang memunculkan keinginan sexual.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri,tetapi sesekali bukan merupakan nafsu fisis belaka,untuk eredakan ketegangan yang menyakitkan. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Dalam hal itu hubungan fisis akan tercampur dengan tindakan serta kemesraan yang sangat intim.
Dengan demikian pandangan cinta kasih erotis merupakan abstraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tiada lain dari perbuatan kemauan.merupakan gagasan yang keliru.
Cinta…
Jika kita dengar kata – kata itu maka akan teringat pada satu definisi dasar yang berhubungan dengan persaan yang mungkin dapat mengingatkan kita pada seseorang yang memilki arti khusus dalam diri atau hidup kita. Persaan itu “Cinta” pasti akan datang pada diri setiap manusia ditampik atau tidak. Nurani setiap manusia pasti akan mengakui tentang perasaan yang satu itu ”Cinta” hanya saja mulutlah yang berkata bohong.



Cinta hanya datang pada mahluk Tuhan yang bernama manusia karena pada diri setiap diri manusia akan selalu diimbangi oleh akal dan nafsu. Dan cinta tidak akan pernah datang pada mahluk Tuhan lainnya karena mereka “Mahluk Tuhan Selain manusia” hanya memilki nafsu saja atau bahkan tidak sama sekali. Sebagai contoh sederhana malaikat, ia hanya memilki kebaikan saja dan selalu beribadah pada Tuhan begitu pula Iblis yang hanya memilki nafsu keburukan “menghasut dan selalu mengajak kita “manusia” agar mengikuti jalannya”. Kebaikan dan keburukan tersebut dapat dikategorikan kedalam nafsu atau emosionalitas. Pada binatang dan tumbuhanpun demikan. Hewan atau binatang hanya memilki nafsu dan bukan cinta karena pada hewan atau binatang didak disertai akal dan nurani.

Perasaan yang berawal dari pandangan mata hingga turun kehati merupakan bagian dari hidup dan kehidupan manusia, yang esensinya dapat melahirkan kreatifirtas dan cipta atau hasil karya melalui proses akhir, yaitu tanggung jawab. Cinta pada dasarnya dapat dikatakan sebagai budaya yang menggunakan perasaan serta akal sehat.
Dari sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni yang dituangkan dalam goresan kertas dan kanvas seperti seni lukis dan gambar.
Dari sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni yang memadukan irama dan nada dalam satu dinamisasi yang dikenal sebagai lagu dan seni musik.
Dari sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni melalui goresan pena yang disebut sajak, pantun atau novel.
Dari sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni yang menggabungkan antara medidisasi nada dan goresan pena yang melahirkan drama, film dan lain sebagainya.

Dan dari sebuah cintalah dapat melahirkan tanggung jawab, baik pada pasangan atau orang yang kita cintai atau pada lainnya, maka
Dari sebuah cintalah terlahir manusia – manusia baru yang menghuni semesta kita ini.
Ungkapan yang ditimbulkan dari satu kata cinta tentulah tidak dapat dilepaskan dari suatu media perantara yang dapat menggambarkan dan memvisualisasikan serta mendefinisikan tentang perasaan “Cinta” tersebut, baik melalui alat komunikasi “bahasa” yang melahirkan sajak, puisi dan lain sebagainya atau bahkan yang meng-irama-kan nada dan shimpony.
Jika kita berbicara mengenai cinta maka itupun tidak dapat dipisahkan dengan unsur – unsur seni dan kebudayaan yang ada. Cinta sama dengan budaya yaitu suatu rasa, karya dan karsa.

Cinta bukanlah suatu monopoli orang dewasa saja tetapi cinta juga dapat hadir pada anak kecil tanpa memandang siapa, dari mana, warna kulit dan lain sebagainya. Karena cinta pada dasarnya merupakan suatu rasa yang sangat sulit untuk diungkapkan, baik dengan kata atau nada. Cinta itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari kasih dan sayang karena keduanya “antara kasih dan sayang” merupakan aplikasi lanjutan atau esensi dari sebuah kata cinta melalui beberapa kata dalam bentuk kasih, sayang, pemujaan dan lainnya yang kesemuanya akan dibalut dalam satukata tingkat tinggi, yaitu tanggung jawab.
Cinta itu sendiri memilik unsur – unsur yang mempengaruhinya. Dengan kata lain penunjang sebagai pembuktian dari pengorbanan karena cinta syarat akan pengorbanan. Seperti ; Tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, pengertian saling percaya dan terbuka dan masih banyak lagi

Muhamad Iqbal seorang philosof Pakistan mengatakan tentang cinta. Cinta dimata Iqbal memiliki dimensi spiritual yang dinamakan Isyq-o muhasbat yang memberikan daya kreatifitas yang hidup dan sebagai berdirinya suatu pribadi dan kepribadian. Dimana cinta menduduki urutan pertama dalam tariqh (suatu jalan, cara atau ikhtiar) hingga menuju penyempurnaan diri dan pensucian hati.Cinta menurutnya juga merupakan stasiun terakhir yang terletak pada Tuhan yang bersifat fundamental.
Definisi tepat yang dapat menggambarkan tentang cinta sangatlah sulit untuk dijelaskan secara terperinci dan sempurna, karena jika api cinta sudah berlobar maka akan sangat sulit untuk dipadamkan. Cinta merupakan kekuatan spiritual yang dapat membangkitkan fungsi – fungsi kecerdasan emosional dan secara spiritualitas dapat menembangkan potensi – potensi orang yang sedang mengalaminya.
BAB III
PENUTUP
Pengertian kebudayaan tidak mudah untuk dirumuskan. Berbagai ahli memiliki pandangan yang tidak selalu sama tentang kebudayaan. Keadaan ini tidak berarti kita akan sulit untuk memahami apa itu kebudayaan, karena dari berbagai definisi yang ada ternyata saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
            Manusia sebagai makhluk hidup yang kompleks memiliki berbagai kemampuan dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Kemampuan tersebut mencakup akal, intelegensia, dan intuisi, ; perasaan dan emosi, kemauan, fantasi, serta perilaku.
            Kebudayaan sifatnya dinamis, dimana selalu mengalami perubahan. Perubahan dapat bejalan cepat maupun lambat. Terdapat berbagai sebab yang dapat melatarbelakangi terjadinya perubahan kebudayaan diantaranya perubahan lingkungan alam, perubahan karena kontak dengan kelompok lain, atau perubahan karena adanya penemuan, fenomena menarik yang nampaknya semakin tidak dapat kita hindari di era globalisasi dimana saling ketergantungan antar warga dunia semakin besar.
            Manusia memiliki keistimewaan akal dan budi yang tidak dimiliki oleh  makhluk hidup lainya. Keberadaan akal dan budi ini membuat manusia dapat mengembangkan dirimenjadi lebih berbudaya, secara pemikiran dan batin.
            Manusia adalah makhluk yang lemah dan sangat tergantung pada oranglain dan kebudayaan sekitarnya, pada saat ia lahir kedunia ini.
            Proses perkembangan kebudayaan tidak akan pernah berhenti seiring dengan terus mengalirnya kebutuhan manusia sebagai pemilik kebudyaan tersebut. Dari konteks ini, maka akan selalu ada yang dinamakan prose pembudyaan. Proses ini dapat diperoleh melalui proses belajar.  Lebih jauh, proses belajar kebudayaan yang dilalui manusia dapat dilihat, diantaranya melalui proses internalisai, sosialisasi, enkulturasi, atau akulturasi.


3.2 SARAN
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para mahasiswa universitas semarang  pada umumnya.



Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar