Meskipun identitas digital kita terpecah, penelitian menunjukkan bahwa berbagai kepribadian online kita mengarah kembali ke kepribadian yang sama, kepribadian kita menentukan kita. Tetapi seberapa benar ini untuk kepribadian digital kita? Apakah diri kita dionline sama seperti offline? Pada masa-masa awal internet, mungkin aman untuk mengasumsikan bahwa perilaku online kita tidak mengungkapkan banyak tentang personal dunia nyata kita. Gagasan ini dipopulerkan oleh "di internet, tidak ada yang tahu Anda anjing" judul kartun New Yorker yang terkenal.
Ketika internet menjadi terkenal dalam hidup kita, kita tidak mau disebutkan namanya dan juga keinginan untuk menutupi identitas nyata kita secara online. Memang aktivitas online tidak lagi terpisah dari kehidupan nyata kita, tetapi merupakan bagian integral dari itu. Menurut Ofcom, orang dewasa Inggris kini menghabiskan lebih dari 20 jam seminggu online: dua kali lipat 10 tahun yang lalu. Metrik serupa telah dilaporkan untuk AS, dengan bagian terbesar waktu online (sekitar 30%) dikhususkan untuk jejaring sosial.
Namun dalam istilah psikologis, tidak ada perbedaan antara makna dari artefak digital yang diremehkan dan kepemilikan fisik kita - keduanya membantu kita mengekspresikan aspek penting dari identitas kita kepada orang lain dan klaim identitas ini menyediakan unsur inti dari reputasi digital kita. Banyak penelitian ilmiah telah menyoroti portabilitas analog diri kita ke dunia digital. Tema umum dari studi ini adalah bahwa meskipun internet mungkin telah menyediakan pelarian dari kehidupan sehari-hari, kebanyakan menirunya.
Yang paling menonjol, Pola khas aktivitas media sosial kita dapat diprediksi secara akurat dengan skor pada tes kepribadian yang valid secara ilmiah. Penelitian ini adalah produk Pusat Psikometrik Cambridge, yang dipimpin oleh Dr Michal Kosinski (sekarang di Stanford). Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa "like" di Facebook mencerminkan seberapa ekstrovert, intelektual, dan bijaksana kita. Tweet pertambangan mengungkapkan bagaimana orang-orang yangekstrover dan stabil secara emosional. Ini dapat dilakukan dengan menganalisis konten tweets (kepribadian memprediksi kata-kata apa yang lebih mungkin Anda gunakan) serta jumlah tweet dan pengikut yang dimiliki orang. Twitter juga dapat digunakan untuk menyimpulkan karakteristik kepribadian sisi gelap, seperti bagaimana orang machiavellian, psikopat atau narsistik.
William James, bapak psikologi Amerika, pernah menyatakan bahwa kita memiliki banyak kepribadian seperti jumlah situasi yang kita hadapi. Meskipun identitas digital kita mungkin terpecah, nampak jelas bahwa berbagai personal online kita adalah semua digital dari persona yang sama, gejala yang berbeda dari inti diri kita yang sama. Kita masih jauh dari pengembangan Shazam untuk jiwa, tetapi semakin kita dapat mengintegrasikan dan mensintesiskan data online kita yang terpisah, semakin lengkap gambaran kita tentang diri kita.
Dalam Tes MBTI ini, ada 4 dimensi kecenderungan sifat dasar manusia:
1.Dimensi pemusatan perhatian: Introvert (I) vs. Ekstrovert (E)
2.Dimensi memahami informasi dari luar : Sensing (S) vs. Intuition (N)
3.Dimensi menarik kesimpulan & keputusan : Thinking (T) vs. Feeling (F)
4.Dimensi pola hidup : Judging (J) vs. Perceiving (P)
Istilah personality berasal dari kata latin “persona” yang berarti topeng atau kedok, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Bagi bangsa Roma, “persona” berarti bagaimana seseorang tampak pada orang lain.
Sedangkan personality menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim (2006) adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendiriran, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain.
Apa itu kepribadian? Menurut Horton (1982:12), pengertian kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen seseorang. Sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan berprilaku yang baku, atau berpola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
Sedangkan pengertian kepribadian menurut Schaefer dan Lamm (1998:97) adalah sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas, dan perilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, berlaku terus-menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi. Pola perilaku dengan demikian juga merupakan perilaku yang sudah baku, yang cenderung ditampilkan seseorang jika ia dihadapkan pada situasi kehidupan tertentu.
Ciri-Ciri :
Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap.
Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri.
Disinhibition effect merupakan yang menggambarkan ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol (inhibit) perilaku, pikiran dan perasaan di dunia maya. Salah satu fakta yang sering kita temui adalah banyak orang yang berkomunikasi dengan cara-cara yang tidak biasa dilakukan secara offline.
Contohnya adalah banyak orang lebih mudah memaki dan menghina di dunia maya daripada di dunia nyata, padahal jika di dunia nyata ia tidak berani mengungkapkan. Misal lainnya adalah kita banyak menemui orang yang terlihat cerewet di dunia maya tetapi pada kenyataanya ia bahkan tidak berani menyapa orang di sekitarnya.
Karakter lainnya yang lekat dengan fenomena adalah adanya kecenderungan untuk membuka diri ekstrim di dunia maya tetapi tidak di dunia nyata (self-disclosure).
Pengungkapan emosi yang berlebihan dalam dunia maya tetapi tida pula dilakukan pada kehidupan nyatanya (self revelation).
Empat alasan mengapa seseorang memperluas ekspresi emosi ketika sedang dalam kondisi online personality:
1. Anonimitas
2. Tidak terlihat ( Invisibility)
3. Asinkronisasi ( Asynchronicity )
4. Minimnya Tingkat Status dan Otoritas
Daftar Pustaka
Arthur, James. “ Online Personality ”. 13 April 2018. https://www.google.co.id/amp/s/amp.theguardian.com/media-network/2015/sep/24/online-offline-personality-digital-identity
Suler, J. (2004). CyberPsychology and Behavior, 7, Cambridge: University Press. 321-326
https://maureenjeanetteelyzabethkohlein.wordpress.com/2014/03/17/personality-kepribadian-2/
http://blogpsikologi.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-dan-metode-personality-test.html
K